Persaudaraan

Di sebuah taman yang indah dan asri aku melihat seorang wanita yang tak jauh dari hadapanku sedang duduk menyendiri. Angin makin lama makin bertiup kencang dan awanpun seakan lelah memancarkan matahari, pohon-pohonpun pasrah mengikuti tiupan angin yang membawanya sesuai arah. Tetapi wanita itu masih diam dan tidak bergeming sama sekali dengan awan yang menjadi hitam dan gelap. Akupun terheran mengapa wanita itu tetap diam dengan pandangannya hampa.?. tiba-tiba hujan turun dari langit dikit demi sedikit, lambat laun hujan itu turun deras sekali hingga orang-orang yang ada di taman cepat-cepat mencari tempat berteduh, begitupun aku. Tetapi wanita itu tidak menghiraukan hujan yang makin lama makin deras seakan menghantam semua yang ada di bumi bahkan bersatu dengan angin kencang hingga air hujan terlihat menyapu setiap tanah. Aku heran mengapa wanita itu tidak bergeming sama sekali? Apa masalah yang ia hadapi begitu sulit hingga tak menyadari bahwa hujan menghantam tubuh kurus tingginya itu?.

Akhirnya karna tak tega aku melihatnya seperti itu, aku meminjam payung seorang ibu-ibu yang sedang berteduh di sampingku untuk menghampiri wanita itu.lalu Ku beranikan diri untuk mendekatinya walaupun hujan tak berhanti. Saat ku taruh payung yang aku bawa tepat di atas kepala wanita itu, wanita itupun tersadar dan menoleh ke hadapanku dengan wajah yang heran bercampur emosi yang meggebu-gebu, matanya merah legam karena banyak mengeluarkan air mata tetapi anehnya aku merasa sejuk melihat wajahnya yang ternyata cantik, kulitnya merah merona bercahaya dengan di balut jilbab panjang berwarna pink dia terlihat mempesona.

Dengan perasaan yang tak enak karena telah mengganggunya aku mengajaknya berteduh sambil menunjuk tempatku berteduh tadi, tetapi yang ku tangkap hanya mata memerah yang mencerminkan dia sedang mempunyai banyak masalah yang bertubi-tubi. Dengan menepuk pundaknya lagi, aku mengajaknya berteduh dan tak ku sangka wanita itupun mau. Mungkin dia sudah merasa kedinginan karna bibirnya menjadi biru, mukanyapun pucat.

Tak lama kemudian hujan sudah reda. Daun-daun yang ada di taman semakin indah di pandang. Jalanan manjadi becek dan sialnya lagi tidak ada ojek lalu jalananpun macet. Aku mengajaknya ikut ke rumah agar dia bisa mandi dengan air hangat, saat sampai rumah, ibuku menyambutnya dengan wajah khawatir



“ duh… ndo kamu dari mana saja? Ibu khawatir terjadi apa-apa sama kamu. Katanya pergi sebentar tapi kok sampai sore begini?” tanya ibuku dengan wajah cemas. Aku berusaha menenangkan ibu

“maaf bu, aku tadi kehujanan dan berteduh sebentar” jawabku tenang

“yo wes… cepat kamu mandi pakai air hangat, kebetulan kakakmu juga kehujanan. Dan masih ada sisa air hangat”

“ndo… kamu bawa siapa toh? Kayanya ibu baru lihat. Temanmu?” tanya ibu sedikit berbisik

Aku hampir lupa mengenalkan wanita yang baru aku kenal juga di taman.

“astagfirullah! Aku lupa. Ini loh bu, teman baru aku. Aku baru ketemu dia tadi di taman saat aku sedang berteduh. Namanya….” Aku bingung siapa nama dia karena aku belum sempat berkenalan nama

“Indah bu. Salam kenal” tiba-tiba dia memperkenalkan diri sendiri dengan ibu sambil senyum padaku. “Oh… namanya Indah” bisikku dalam hati dan ibu membalasnya dengan senyuman.

Saat aku dan Indah sudah membersihkan badan dan makan. Aku pergi ke kamar, tentunya dengan Indah yang ku ajak untuk tidur sekamar dengan ku. Sebelum tidur aku bercerita tentang pengalaman yang lucu, kami berdua bersunda gurau. Tiba-tiba terdiam lalu dia cerita tentang masalahnya padaku tanpa aku pinta, walau dalam lubuk hati, aku juga penasaran tentang kejadian tadi siang. Indah bercerita dengan isak tangis yang membuat suaranya tersedak-sedak.

“saat SMP kelas 3, saya mempunyai teman lelaki yang baik. Setiap saya ada masalah dia selalu membuat saya tersenyum kembali, tiap hari dia menghubungi saya. Entah itu lewat sms maupun telfon. Memang dari awal saya yang salah telah meladeni dia, maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya karna saya sudah mengharamkan diri saya untuk menyebut nama dia”

Aku melihat ada sedikit emosi yang meluap-luap di mata Indah. Bahkan menyebutkan nama lelaki itupun di haramkan olehnya.

“makin lama saya semakin tertarik pada rayuan gombal dia, tepat pada malam tahun baru, dia mengirim sms yang membuat hati saya senang dan gembira. Dia meminta saya menjadi pacarnya, dengan hati yang tidak karuan dan badan yang tiba-tiba menjadi dingin. Saya menjawabnya “IYA”

“ itu kesalahan yang paling bodoh dalam hidup saya!. Singkat cerita saya menjalani hubungan dengannya selama 6 bulan, itu tanpa sepengetahuan kedua orang tua saya. Karna memang aturan di keluarga tidak ada satu orangpun yang boleh pacaran. Orang tua saya takut akan dampak yang buruk terjadi apalagi saya wanita sendiri di keluarga. Pastinya di jaga ketat. Kebohongan saya selama 6 bulan itu tenyata ketahuan saat handphone saya rusak dan harus di service. Saya meminta mama untuk membawa ke tukang service handphone.”

“ akhirnya semua ketahuan, sayapun di bentak habis-habisan oleh kedua orang tua saya, lebih-lebih mama yang selama ini memberikan nasihat dan kepercayaan pada saya. Saya merasa menyesal! Sangan amat menyesal! Apalagi saat mama bilang kalau lelaki brengsek itu mengatakan bahwa saya yang mengejar-ngejar dia bahkan saya tak mau putus darinya! Itu yang membuat saya sesak dan dengan sekejap perasaan saya menjadi jijik padanya. Bahkan sayapun memaki-maki lelaki brengsek itu dengan sms. diapun sama memaki-maki saya dengan kata-kata yang kotor, dan yang paling mengagetkan adalah saat dia mengatakan jilbab yang saya kenakan hanya sebagai topeng kebusukan hati saya, dia bilang lebih baik saya buka jilbab dari pada jadi orang munafik!”

Indah mulai sedikit meninggikan suaranya, dan mimik muka Indah manjadi merah sembab. Isak tangisnyapun makin menjadi-jadi, aku mengambil air putih yang ada di meja dekat kasur lalu memberikannya pada Indah agar lebih tenang. Tak tahu mengapa air mataku ikut mengalir seakan merasakan penderitaan Indah. Indah melanjutkan cerita kembali

“sejak itu kami sudah loss Contac. selang beberapa hari mama jatuh sakit terkena serangan jantung stadium empat! Itu semua karna saya!!! bahkan mama di rawat di Rumah Sakit hampir satu bulan. saya sangat menyesal! Sungguh sangat menyesal atas kecerobohan saya. saya menyesal mengapa di pertemukan oleh lelaki bejat itu? Saya menyesal mengapa dulu pernah kenal dengannya? saya menyesal kenapa dulu sempat terkena rayuannya? Tiap hari saya mengutuk diri saya sendiri. Sampai akhirnya mama meninggal saat saya meminta maaf pada mama. Sebelum mama pergi mama mengucapkan satu hal yaitu “Maafkan mama juga ya Indah…” mama mengatakan dengan suara yang lembut sampai menembus ke dalam hati saya,saya semakin merasa tidak pantas mama meminta maaf, bahkan mama berhak untuk memaki-maki saya kalau memang itu semua membuat mama sembuh. Tapi Allah berkehendak lain hiks….hiks…hiks… Dasar Anak bodoh!” Indah terus menyasali perbuatannya sampai-sampai dia tidak sadar bahwa matanya mulai memerah dan semabab. aku berusaha untuk menenangkannya dengan mengelus-elus punggungnya. Akupun ikut larut dalam kesedihannya, secara tidak langsung aku ikut membenci lelaki yang di anggap brengsek oleh Indah

“lalu bagaimana dengan lelaki yang membuatmu seperti ini Indah?” tanyaku

Indah berusaha tenang dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghapus air matanya yang terus mengalir

“ heh!!! Lelaki brengsek itu sekarang di penjara karna kelakuannya. saya sedikit senang atas penderitaan yang dia terima sekarang” Indah tersenyum pahit

“ lho? Memang kenapa Ndah…?” selidikku

“ ternyata 2 bulan saya putus dengannya, dia berubah drastis. Dia menjadi seorang pemabuk, pemakai narkoba, dan yang menyebabkan dia masuk penjara salah satunya adalah dia telah memperkosa seorang wanita.sayangnya saat dia melakukan tindakan itu ada polisi yang sedang patroli. Akhirnya dia tertangkap basah. Sebelum kejadian itu terjadi , keluarga lelaki brengsek itu menemui saya di rumah dan memohon agar kembali dengannya. Keluarga lelaki brengsek itu menagis dan tersiksa atas perubahan dan kelakuannya yang menjadi-jadi tiap hari. Bahkan ibunya yang sudah sepuh mengiba pada saya untuk kembali padanya.”

“ tapi, walau bagaimanapun saya tetap pada pendirian. saya tidak akan mengulang kesalahan yang ke dua kalinya. Tidak akan pernah!. saya berusaha memberikan pengertian pada keluarganya terutama ibunya. Akhirnya mereka menerima alasan saya dan terus meminta maaf atas perbuatan anaknya pada saya yang membuat mama maninggal.”

“ terus kenapa kamu tadi siang menyendiri di taman, sampai basah kehujanan? Apa kamu enggak takut sakit dan menambah masalah lagi?”

“ hmm… dua hari yang lalu saya di usir dari rumaholeh keluarga saya. Karna mereka anggap yang menyebabkan kematian mama adalah saya. Bahkan ayah menyuruh saya tidak kembali lagi ke rumah. Itu yang membuat saya stress dan frustasi. Sekarang saya tidak mempunyai siapa-siapa kecuali Allah”

**************

Sejak itulah aku dan keluargaku mengangkat Indah sebagai anak. Aku menceritakan masalah Indah pada ibu agar mendapat solusi yang tepat. Dan akhirnya ibu memutuskan untuk mengangkat Indah sebagai anak sekaligus adik bagiku. Jadi sekarang Indah sudah tidak sendirian lagi. Indahpun senang saat aku ceritakan tentang keputusan ibu.awalnya Indah segan dan menolak, tapi aku berusaha meyakinkannya bahwa disini dia akan aman dan mendapatkan kasih sayang seperti kasih sayang sebuah keluarga. akhirnya lama-kelamaan Indah terbiasa.

3 komentar:

Anonim 23 Juni 2009 pukul 22.22  

mampir dulu ahh... mau baca, tulisannya panjang benerrr... ^_^

Anonim 30 Juni 2009 pukul 20.58  

Fir, smuanya lw yg bkin nih ???

firda bahalwan 1 Juli 2009 pukul 19.31  

kalau gw yang tulis menulis

untuk biografi dan info-info copy paste

Posting Komentar

About this blog

blog ini berisikan semua karya sastra
seperti Cerpen, Puisi, Maupun novel...

selamat membaca Di Dunia Sastra